Kamis, 02 Februari 2012

lisan itu..?


Assalamu’alaikum wr. Wb.

Untuk kali ini, aku ingin share tentang  sesuatu yang berkaitan dengan “lisan”.
Yap, lisan memang sesuatu yang tidak bisa disepelekan. Sekedar menasehati pada diri sendiri juga sih yaa, supaya selalu untuk tidak mengatakan kata - kata umpatan, atau mencela siapapun yang kita pandang remeh dalam pandangan kita. Jangan sampai yaaaa :)

SUATU hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, “Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.” Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, “Sungguh ia termasuk ahli neraka.” 

Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Sungguh ia termasuk ahli surga.” (HR.Muslim).

Ternyata memang benar, kalau lidah itu lebih tajam dari mata pisau. Jadi, untuk membuat hidup kita lebih berguna “jaga lisan.” Sederhana tapi sulit untuk dilakukan untuk orang-orang yang sudah terbiasa mengucapkan kata-kata yang tidak berguna atau sia-sia.

Sepanjang dalam kehidupan, seringkali aku mendengar ucapan kasar yang ada disekitar lingkungan. Contohnya saja, teman yang merasa tersindir oleh kata-kata orang lain. Bukannya lebih baik diam daripada membalas, tapi mereka saling balas menyindir sampai merasa puas. Mereka malah lebih bangga dan merasa hebat bisa membalas sindiran-sindiran itu daripada diam. Naudzubillah. Bukankah, orang2 yang beriman dapat menahan lisannya sendiri demi pertanggungjawaban dikemudian hari.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70).

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092).

 Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari No. 6091 dan Muslim No. 6988 dari Abu Hurairah).

Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah).

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknyaa lebih jauh antara timur dan barat.” (HR. Bukhari Muslim).

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbicara yang baik atau diam” (HR. Bukhari).

Termasuk ketika  kita ingin menghibur orang lain dengan perkataan lucu. Sekalipun dalam maksud bercanda, berbicara yang lucu tetap tidak boleh mengandung unsur dusta atau sia-sia belaka.
Rasulullah sangat melarang umatnya berbicara, berbohong meski dengan maksud agar orang lain tertawa karena mendengarkannya.

"Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya." (HR. Abu Dawud).

So, guys. Untuk diriku, untuk para sahabat-sahabatku, dan untuk yang lainnya mulai sekarang kita jaga lisan kita. Seandainya semua orang bisa menjaga lisannya, inshaallah dunia ini pasti damai. Percaya deh, hidup kita rasanya lebih pasti lebih nyaman. Gak ada yang tersakiti dan gak ada yang merasa disakiti. Itu penting!

                                                                              With Love
                                                                              risnanadiar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar