Assalamu’alaikum wr. Wb.
Untuk kali ini, aku ingin share tentang sesuatu yang berkaitan dengan “lisan”.
Yap, lisan memang sesuatu yang tidak bisa disepelekan. Sekedar
menasehati pada diri sendiri juga sih yaa, supaya selalu untuk tidak mengatakan
kata - kata umpatan, atau mencela siapapun yang kita pandang remeh dalam
pandangan kita. Jangan sampai yaaaa :)
SUATU hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW
seraya berkata, “Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat,
puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap
tetangga-tetangganya.” Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, “Sungguh ia
termasuk ahli neraka.”
Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau si fulanah yang
satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak
pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Sungguh ia
termasuk ahli surga.” (HR.Muslim).
Ternyata memang benar, kalau lidah itu lebih tajam dari mata
pisau. Jadi, untuk membuat hidup kita lebih berguna “jaga lisan.” Sederhana tapi
sulit untuk dilakukan untuk orang-orang yang sudah terbiasa mengucapkan
kata-kata yang tidak berguna atau sia-sia.
Sepanjang dalam kehidupan, seringkali aku mendengar ucapan
kasar yang ada disekitar lingkungan. Contohnya saja, teman yang merasa
tersindir oleh kata-kata orang lain. Bukannya lebih baik diam daripada
membalas, tapi mereka saling balas menyindir sampai merasa puas. Mereka malah
lebih bangga dan merasa hebat bisa membalas sindiran-sindiran itu daripada
diam. Naudzubillah. Bukankah, orang2 yang beriman dapat menahan lisannya
sendiri demi pertanggungjawaban dikemudian hari.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70).
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara
dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi
(akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari
no. 6092).
Rasulullah
bersabda:“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang
tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang
lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari No. 6091 dan Muslim
No. 6988 dari Abu Hurairah).
Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan
hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Imam
Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba
benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia
tergelincir ke dalam neraka yang jaraknyaa lebih jauh antara timur dan barat.”
(HR. Bukhari Muslim).
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
dia berbicara yang baik atau diam” (HR. Bukhari).
Termasuk ketika kita
ingin menghibur orang lain dengan perkataan lucu. Sekalipun dalam maksud
bercanda, berbicara yang lucu tetap tidak boleh mengandung unsur dusta atau
sia-sia belaka.
Rasulullah sangat melarang umatnya berbicara, berbohong
meski dengan maksud agar orang lain tertawa karena mendengarkannya.
"Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong
supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya."
(HR. Abu Dawud).
So, guys. Untuk diriku, untuk para sahabat-sahabatku, dan
untuk yang lainnya mulai sekarang kita jaga lisan kita. Seandainya semua orang
bisa menjaga lisannya, inshaallah dunia ini pasti damai. Percaya deh, hidup
kita rasanya lebih pasti lebih nyaman. Gak ada yang tersakiti dan gak ada yang
merasa disakiti. Itu penting!
With Love
risnanadiar